Tuesday, April 26, 2011

Deteksi Sakit Jantung Lewat Pergelangan Anak

Pergelangan tangan lebih besar menjadi penanda tingginya resistensi terhadap insulin.


anak (inmagine.com)

  Apakah pernah memerhatikan ukuran pergelangan tangan anak Anda? Berdasarkan studi Universitas Sapienza Roma, Italia, ukuran pergelangan tangan dapat digunakan untuk mendeteksi risiko penyakit jantung pada anak.

Penelitian itu menunjukkan, anak dengan pergelangan tangan lebih besar menjadi penanda tingginya resistensi terhadap insulin. Ini merupakan salah satu aspek signifikan yang dapat mendorong gangguan jantung di kemudian hari.

Peneliti melibatkan sebanyak 500 anak dengan kelebihan berat badan. Menggunakan alat pemindai MRI, peneliti mencatat ukuran pergelangan tangan seluruh partisipan. Anak yang memiliki wilayah tulang lebih besar memiliki tingkat resistensi insulin 20 persen lebih besar.

Pengukuran sederhana lebar pergelangan tangan juga memperlihatkan tingkat kelebihan lemak, yang turut memengaruhi tingkat risiko penyakit jantung. Penelitian ini dipublikasikan di Journal of American Heart Association.

Dr Marco Capizzi, sang peneliti, mengatakan, penelitian ini akan dilanjutkan dengan memeriksa hubungan ukuran pergelangan tangan dan resistensi insulin pada anak dengan berat badan yang sehat. Ini demi mempermudah dokter mendeteksi risiko penyakit jantung sejak usia anak.

Meski demikian, hasil penelitian ini masih perlu dikembangkan. Sebab, tubuh anak berubah cepat selama masa remaja, yang berarti metode yang lebih akurat perlu dirancang.

“Kami berharap untuk bisa kembali meneliti lebih lanjut seberapa penting ini bisa menentukan masa depan dan kami juga akan meneliti anak-anak dengan berat badan normal,” ucapnya seperti dilansir dari Daily Mail.

Makanan Cepat Saji Bikin Cepat Pikun?

Mengonsumsi makanan cepat saji secara rutin juga tingkatkan risiko kerusakan memori otak.

Makan cepat (dok. Corbis)

  Padatnya jadwal kerja di kantor, sering memaksa Anda untuk berangkat pagi-pagi dari rumah. Anda tidak punya waktu lagi untuk sekedar menyiapkan sarapan pagi. Demi kepraktisan, mungkin Anda akan memilih untuk memesan makanan cepat saji setelah tiba di tempat kerja.

Tapi ada hal penting yang perlu Anda tahu, makanan cepat saji sangat minim nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, menurut penelitian di Kanada, kebiasaan makanan cepat saji juga dapat menyebabkan pikun lebih dini, seperti diutarakan laman Shine.

Selain itu, mengonsumsi makanan cepat saji secara rutin juga meningkatkan risiko kerusakan memori otak dan mengancam terjadinya demensia. Lemak jenuh dan tingginya kadar gula yang terkandung dalam makanan cepat saji telah ditemukan sebagai biang keladi hilangnya memori itu.

Lemak jenuh banyak ditemukan pada hamburger, keju, krim salad, dan milkshake. Menurut penelitian itu, makanan ini bisa meningkatkan protein otak yang berhubungan dengan Alzheimer hingga delapan kali lebih tinggi dari makanan yang mengandung lemak baik yang ditemukan pada ikan dan kacang.

Selanjutnya, gula yang sering ada dalam minuman manis di restoran-restoran cepat saji juga bisa memicu menurunnya skor memori dan dua kali lipat meningkatkan jumlah deposito plak amiloid yang memicu Alzheimer.

Penemuan terhadap pengaruh makanan cepat saji terhadap kesehatan juga telah diteliti ilmuwan di laboratorium Amerika.

Nah, jika pada awalnya Anda sulit untuk menolak makanan cepat saji, kini telah ada alasan kuat untuk meninggalkannya.

Waspadai Enam Penyakit Warisan Ibu

Anak perempuan memiliki risiko tinggi mengidap penyakit yang sama dengan sang ibu.


Ibu dan Anak (doc. Corbis)

  Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Peribahasa itu bisa menggambarkan kehidupan seorang anak di dalam keluarga. Tak hanya menyangkut kepribadian, tapi juga kesehatan anak yang menduplikasi genetik orangtuanya.

Studi Institute of Cancer Research di Universitas London mengungkap bahwa anak perempuan memiliki risiko tinggi mengidap penyakit yang sama dengan sang ibu.

Sejauh mana gen ibu berperan dalam perkembangan penyakit pada anak perempuan? Berikut sejumlah penyakit yang terpengaruh genetika, seperti dikutip dari laman Daily Mail:

1. MigrainMenurut dr Kate Henry, ahli saraf dari Universitas New York, terdapat 70-80 persen anak perempuan yang akan mendapatkan 'warisan' sakit kepala sebagian ini dari sang ibu. Para peneliti menemukan gen cacat yang disebut tresk.

Gen itulah yang menyebabkan migrain. Jika gen ini tidak bekerja dengan benar, faktor lingkunag seperti suara, keju, kafein dapat lebih mudah memicu rasa sakit di otak yang menyebabkan migrain. Ketika gen
yang rusak pada penderita kurang aktif akan menyebabkan sakit kepala parah.

Banyak penderita migrain sangat sensitif dengan beberapa makanan seperti cokelat, kopi, keju, jeruk, dan anggur merah. Hormon juga sangat berpengaruh karena naik turunnya estrogen dan progesteron
selama siklus menstruasi dapat menyebabkan migrain.

2. Kanker PayudaraTerdapat tiga persen dari penderita kanker payudara di Inggris mendapatkan sel kanker 'warisan' ibu. Wanita yang membawa gen BRCA1 atau BRCA2 yang bermutasi akan lebih mudah mewariskan kondisinya pada anak perempuannya. "Kebanyak wanita dengan mutasi gen ini akan mengembangkan kanker pada usia sangat muda," kata Dr Elizabeth Rapley, ahli genetika kanker dari Institute of Cancer Research.

Wanita yang memiliki riwayat kanker pada keluarga dianjurkan untuk melakukan skrining genetik agar dapat dengan mudah dimonitor. Selain itu, dianjurkan untuk selalu hidup sehat dengan menjaga pola makan dan pola tidur, serta menjauhi kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.

3. DepresiTerdapat 10 persen wanita mengalami depresi akibat warisan dari sang ibu, menurut penelitian US National Institutes of Health’s National Institute of Mental Health. Penyakit jiwa seperti depresi pascamelahirkan dan gangguan bipolar diketahui terjadi dalam keluarga.

Para ilmuwan telah mengisolasi gen mutan, yang disebut tryptophan hidroksilase-2, yang mungkin menyebabkan depresi. Gen mutan ini menyebabkan kelaparan otak terhadap serotonin, hormon yang mengatur suasana hati menggunakan pesan kimia. Namun, sebuah link genetik langsung belum dapat dibuktikan hingga saat ini.

Wanita yang memiliki sejarah depresi pada keluarga dianjurkan untuk menjauhi diri dari stres, kepanikan, dan konsumsi alkohol yang dapat meningkatkan resiko depresi.

4. ObesitasMenurut penelitian yang dilakukan di Inggris, wanita yang memiliki duplikat gen FTO beresiko 70 persen lebih tinggi mengalami obesitas dibandingkan wanita yang tidak memiliki duplikat gen tersebut. Penelitian lainnya menemukan hanya empat persen anak perempuan mengalami obesitas, padahal ibunya memiliki berat badan normal, dan terdapat 41 persen wanita mengalami obesitas karena ibunya juga mengalami obesitas.

Mereka yang membawa duplikat versi gemuk dari gen FTO memilki berat badan tiga kilogram lebih berat dibandingkan mereka yang tidak memiliki duplikat gen tersebut. Sebuah penelitian lain yang diterbitkan pada International Journal of Obesity pada 2009 menyatakan, ada hubungan kuat antara ibu dan anak perempuan atas obesitas, serta ayah dan anak laki-laki atas obesitas.

Dengan fakta-fakta ini, sangat dianjurkan bagi anak untuk selalu menjaga pola makan dengan membatasi kalori yang masuk dan aktivitas di dalam rumah yang membuatnya tidak aktif, serta melakukan olahraga
secara teratur.

5. Menopause diniTerdapat 70-85 persen wanita mengalami menopause dini jika ibunya juga mengalami hal yang sama. Satu dari 20 wanita mengalami menopause sebelum umur 46 tahun dengan rata-rata menopause pada wanita yakni usia 51 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Exeter mengatakan 85 persen menopause dini terjadi akibat pengaruh gen.

Pengobatan untuk kanker dan operasi pada ovarium dapat meningkatkan resiko menopause dini. Sayangnya, tidak ada cara untuk mencegah hal ini.

6. Penyakit JantungLebih dari 20 persen resiko penyakit jantung terjadi jika ibu pernah mengalami serangan jantung atau sakit di bagian dada yang menyebabkan terhalangnya aliran darah pada pembuluh darah.

Sebuah penelitian Universitas Oxford menemukan bahwa wanita yang memiliki ibu dengan stroke, memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung dan stroke. Penelitian ini menemukan bahwa penyakit vaskular warisan dapat berpengaruh pada arteri jantung dan otak.

Namun, tidak ada penjelasan ilmiah yang menjelaskan peran gen dalam penyakit tersebut. Yang penting selalu menjalankan gaya hidup sehat sehingga berat badan terjaga. Jauhkan pula tubuh dari konsumsi lemak dan garam berlebihan, serta sangat dianjurkan untuk tidak merokok dan mengonsumsi alkohol.

Monday, April 18, 2011

Benarkah Jamu Bikin Ginjal Rusak?

img
(Dok detikfinance)
Jakarta, Mengonsumsi jamu kerap menjadi pilihan karena dianggap lebih alami dan tidak ada efek samping. Tapi belakangan muncul tudingan jamu berbahaya bagi kesehatan ginjal. Benarkah jamu berbahaya untuk ginjal?

dr. Dante Saksono, SpPD, PhD, dari RS Cipto Mangunkusumo mengakui memang orang yang memiliki bakat ginjal harus lebih berhati-hati mengonsumsi jamu.

Maka itu jika ingin minum jamu harus yang sudah benar-benar teruji secara klinis. Minum jamu bisa berbahaya jika tidak disertai dengan banyak minum air. Air putih ini membantu cairan yang disaring ke ginjal tidak terlalu pekat sehingga tidak mengganggu kerja ginjal.

Menurut dr Dante, minum sembarangan jamu tanpa mengetahui komposisinya bisa berbahaya. Karena materi-materi penyusunnya belum dapat diidentifikasikan secara pasti. Sehingga belum dapat dipastikan apakah material yang terkandung di dalamnya aman untuk ginjal.

"Saya tidak menganjurkan pasien yang sakit untuk minum jamu," ujar dr. Dante Saksono, SpPD, PhD, dari RS Cipto Mangunkusumo saat dihubungi detikHealth, Senin (8/3/2010).

Orang dengan penyakit ginjal lanjutnya, sangat tidak disarankan minum jamu. Karena apabila telah terjadi kerusakan pada ginjal maka minum jamu akan meningkatkan risiko dan mengakibatkan pasien tidak bisa bertahan lebih lama.

dr Dante juga membantah anggapan orang bahwa obat-obat medis lah yang lebih berbahaya bagi ginjal. Menurutnya jika obat yang diminum sesuai aturan dan tidak dikonsumsi sembarangan maka risikonya minim.

Dijelaskan, ada dua jenis sistem ekskresi (pembuangan) dalam tubuh, yaitu melalui ginjal dan sistem cerna. Jamu yang belum diuji klinis karena belum diketahui komposisinya bisa membuat kerja ginjal berat jika senyawa metabolitnya mengendap di ginjal atau saluran cerna.

Ginjal adalah penyakit kronis yang tidak menular yang bisa juga dipicu oleh komplikasi penyakit kronis lainnya, seperti diabetes, darah tinggi, infeksi saluran kemih, batu ginjal, penyakit autoimun (lupus).

Jadi jika ingin minum jamu sebaiknya benar-benar yang komposisinya aman dan diimbangi dengan minum air yang banyak. Jangan sembarangan membeli jamu di pasaran karena ada beberapa jamu yang kini banyak mengandung bahan kimia berbahaya.

Hati-hati Risiko Salah Resep Kacamata

img
(Foto: dailymail)
Bucks, Pengguna kacamata sebaiknya perhatikan dengan jelas apakah kacamata yang digunakan sudah sesuai dengan resepnya atau belum. Karena seorang gadis harus menderita sakit selama 2 tahun akibat kesalahan resep lensa kacamatanya.

Tayla Don yang berusia 7 tahun terpaksa harus menderita sakit kepala dan mual lebih dari 2 tahun setelah staf optik melakukan kesalahan dalam memasang lensa kacamata. Staf tersebut salah memasangkan lensa untuk mata kanan dan kirinya.

Awalnya, sang ibu Beverley (39 tahun) merasa khawatir dengan kondisi anaknya sehingga ia membawanya ke rumah sakit dimana Tayla selalu melakukan pemeriksaan rutin untuk matanya.

"Kami bertanya-tanya mengapa setelah menggunakan kacamata penglihatannya tidak menunjukkan adanya kemajuan dan sepertinya kacamata yang digunakan tidak banyak melakukan perubahan pada dirinya," ujar Beverley, seperti dikutip dari The Sun, Rabu (10/3/2010).

Beverley berharap kejadian tersebut tidak menyebabkan kerusakan yang permanen pada putri kecilnya.

Kacamata tersebut di beli pada bulan Juni 2008 dari toko optik lokal di Milton Keynes Bucks, Inggris. Sang ibu membawa kacamata tersebut kembali ke optik ketika Tayla menunjukkan gejala-gejala tersebut. Namun staf optik mengungkapkan bahwa sakit kepala dan perasaan pusing yang dialami adalah suatu reaksi normal dan akan segera berlalu.

Ternyata sakit kepala, pusing dan mual yang dialami oleh Tayla tidak juga berlalu. Kini Tayla telah diberi resep yang lebih cocok oleh dokter dan dilengkapi dengan spesifikasi yang baru.

"Dia mengatakan bahwa penglihatannya kini tidak lagi kabur, jadi kami menganggap bahwa kacamata yang sebelumnya digunakan telah membuat penglihatannya menjadi kabur," ujar sang ibu.

Seperti dikutip dari Allaboutvision, hingga kini memang tidak ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa penggunaan resep lensa mata yang salah dapat menyebabkan kerusakan pada mata.

Tapi kemungkinan ada konsekuensi yang timbul seperti sakit kepala, pusing, vertigo dan mual. Beberapa dari efek ini dapat menyebabkan situasi yang berbahaya jika orang tersebut mengemudi, berjalan atau termasuk orang yang sangat tergantung dengan kacamatanya.

Sebaiknya seseorang menggunakan kacamata atau lensa kontak yang sesuai dengan resep sebenarnya. Rasa pusing atau sakit kepala yang timbul normalnya hanya terjadi selama beberapa hari saja.

Jika sakit tersebut berlangsung lama, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah hal tersebut akibat pemakaian kacamata yang salah atau bukan.

Jalan Menuju Usia 100 Tahun

img
Ilustrasi (Foto: goodhealthyadvice)
Boston, Usia panjang manusia bukanlah semata karena faktor gen tapi sebaik apa menjalani hidup. Peneliti telah menemukan cara makan, bergerak dan mengatasi stres yang menentukan seberapa lama orang bertahan hidup.

Sebuah studi baru yang dilakukan terhadap 20.000 orang di Inggris dan telah dipublikasikan di British Medical Journal, menunjukkan bahwa seseorang dapat mengurangi 50 persen risiko stroke. Caranya hanya dengan melakukan empat hal, yaitu aktif selama 30 menit sehari, makan buah dan sayuran, dan menghindari rokok serta alkohol yang berlebihan.

Orangtua zaman dulu dapat mencapai usia 100 tahun dengan gaya hidupnya yang sehat. Namun, Thomas Perls dari Boston University School of Medicine, percaya bahwa dengan asumsi yang mengesampingkan gen, tidak ada yang menghentikan hidup Anda hingga usia 90-an tahun.

Berikut 10 kebiasaan yang digunakan Perls untuk menghitung berapa lama seseorang dapat bertahan hidup, seperti dilansir USNews, Selasa (9/3/2010).

1. Jangan pensiun.
Meski sudah masuk usia pensiun bukan berarti Anda tak bisa lagi bekerja apa-apa. "Bukti menunjukkan bahwa dalam masyarakat di mana orang tiba-tiba berhenti bekerja, angka kejadian obesitas dan penyakit kronis skyrockets meningkat setelah pensiun," kata Luigi Ferrucci, direktur Baltimore Longitudinal Study of Aging.

2. Bersihkan gigi dengan benang (floss) setiap hari
Ini dapat menjaga arteri (pembuluh darah) tetap sehat. Studi dari New York University tahun 2008 menunjukkan bahwa membersihkan gigi dengan benang setiap hari dapat mengurangi jumlah bakteri yang menyebabkan penyakit gusi di dalam mulut. Bakteri ini dapat memasuki aliran darah dan memicu peradangan di arteri, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

3. Selalu bergerak
"Olahraga adalah satu-satunya cara untuk tetap awet muda," kata Jay Olshansky, seorang profesor obat-obatan dan peneliti penuaan di University of Illinois di Chicago.

Studi demi studi telah merekomendasikan manfaat dari olahraga yaitu untuk meningkatkan suasana hati (mood), ketajaman mental, keseimbangan, massa otot, dan tulang. Tidak perlu olahraga di pusat kebugaran, cukup dengan sekadar berjalan di sekitar lingkungan selama 30 menit sehari.

4. Makan sereal berserat tinggi untuk sarapan

Mendapatkan manfaat gandum utuh terutama di pagi hari dapat membantu menjaga kestabilan kadar gula darah sepanjang hari. Menurut sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini oleh Ferrucci dan koleganya, orang yang melakukan hal ini dapat terhindar dari diabetes, yang dapat mempercepat penuaan.

5. Tidur paling sedikit 6 jam sehari
"Tidur adalah salah satu fungsi yang paling penting untuk tubuh kita, saat tidur digunakan untuk mengatur dan menyembuhkan sel-sel," kata Ferrucci.

6. Konsumsi makanan utuh, bukan suplemen
Bukti kuat menunjukkan bahwa orang yang memiliki darah yang kaya akan nutrisi, seperti selenium, beta-karoten, vitamin C dan E, memiliki usia yang lebih panjang. Namun tidak ada yang membuktikan bahwa dengan mengonsumsi suplemen dapat memberikan manfaat anti penuaan.

"Ada lebih dari 200 karotenoid berbeda dan 200 flavonoid berbeda yang terkandung dalam sebuah tomat," kata Ferrucci. Zat kimia ini bermanfaat bagi tubuh selain nutrisi yang dikenal seperti lycopene atau vitamin C. Hindari makanan putih (nutrient-lacking white food) seperti roti, tepung dan gula. Dan beralihlah ke buah-buahan, sayuran, dan roti gandum utuh.

7. Kurangi neurotik (tekanan saraf)

Cara yang lebih baik untuk mengatasi stres adalah yoga, olahraga, meditasi, taichi (menarik napas dalam-dalam untuk beberapa saat). Sedangkan melamun, makan keripik di depan TV, pesta minuman beralkohol sangat buruk untuk tubuh.

8. Hidup seperti Seventh Day Adventist
Orang Amerika yang mendefinisikan diri mereka sendiri sebagai Seventh Day Adventists, memiliki harapan hidup rata-rata 89 tahun, sekitar satu dekade lebih lama daripada rata-rata orang Amerika.

Mereka menghargai tubuh dengan tidak merokok, penyalahgunaan alkohol atau memanjakan tubuh dengan makanan-makanan manis. Mereka biasanya vegetarian dan makan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan banyak olahraga. Mereka juga sangat fokus terhadap keluarga dan masyarakat.

9. Menjadi makhluk yang terbiasa dengan keadaan

Menurut Olshansky, orang-orang zaman dulu cenderung hidup dengan rutinitas yang ketat, makan makanan yang sama dan melakukan jenis kegiatan yang sama sepanjang hidup mereka. Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari adalah salah satu kebiasaan yang baik untuk menjaga tubuh dalam kesetimbangan yang stabil.

10. Tetap berhubungan sosial
Memiliki hubungan sosial dengan teman atau orang-orang yang dikasihi adalah kunci untuk menghindari depresi, yang dapat mengakibatkan kematian dini, terutama yang umum terjadi pada seorang janda dan duda yang sudah tua.

Beberapa psikolog bahkan berpikir bahwa salah satu manfaat terbesar untuk orangtua diperoleh dari latihan interaksi sosial yang kuat, jalan-jalan dengan teman atau bergabung dengan kelas latihan.

20 Penyakit dan Makanan yang Harus Dipantang

img
Ilustrasi (Foto: catcirc)
Jakarta, Makanan membuat manusia bertahan hidup. Namun makanan juga menjadi musuh jika seseorang menderita penyakit. Menghindari makanan yang dipantangkan adalah cara terbaik yang dapat dilakukan penderita berbagai macam penyakit.

Menjauh dari makanan yang dipantangkan adalah langkah pencegahan agar penyakit yang diderita tak sering-sering kambuh yang bisa menggangu aktifitas sehari-hari.

Berikut adalah jenis penyakit dan pantangannya, seperti dikutip dari eHow dan BBCNews, healthandage, Kamis (11/3/2010).

1. Jantung
Hindari makanan yang berlemak, seperti daging, jeroan, minyak santan serta makanan yang mengandung banyak garam.

2. Hepatitis A
Hindari buah-buahan dan sayuran mentah, terutama yang tidak bisa dikupas. Hindari kerang mentah, tiram, remis, mayones, keju, krim, yogurt dan hindari makan ikan dari perairan yang berpotensi terkontaminasi.

3. Anemia
Kurangi konsumsi kafein dan alkohol karena bisa mengikat darah. Makan makanan yang kaya zat besi seperti apel, pisang, aprikot, plum, asparagus, labu, ubi rambat, brokoli dan sayuran berdaun hijau, daging merah, tahu dan biji-bijian.

4. Diabetes
Hindari konsumsi makanan yang mengandung gula, tepung dan tinggi karbohidat. Juga hindari buah-buahan seperti durian, air kelapa, pisang ambon.

5. Kanker
Hindari makanan yang banyak mengandung akrilamida, yang terdapat pada makanan yang dipanggang dan digoreng seperti kentang goreng, keripik, roti goreng, biskuit, kerupuk dan sarapan sereal.

6. Liver
Hindari makanan yang mengandung banyak protein seperti daging, susu, kacang-kacangan, dan produk kedelai. Juga hindari makanan yang mengandung banyak garam.

7. Asma
Hindari makanan yang menyebabkan produksi lendir berlebih seperti susu, keju dan produk susu lainnya, gula putih, tepung putih, roti putih dan coklat. Hindari juga makanan yang dapat menyebabkan reaksi alergi seperti telur, susu, gandum, ikan, kerang, kacang-kacangan, kedelai dan kacang tanah, serta makanan yang mengandung sulfida seperti acar, sayuran dan buah-buahan kering, dan udang.

8. Maag
Hindari konsumsi kafein, makanan pedas, makanan pedas seperti daging dan jeroan, minuman berkarbonasi, susu, jeruk, dan tomat.

9. Migrain
Hindari konsumsi rokok, minuman beralkohol, kopi, cokelat dan produk-produk cokelat, teh hitam dan hijau dan minuman ringan. Hindari juga makanan dengan bahan pengawet dan aditif seperti MSG ((monosodium glutamat), kaldu ekstrak, atau produk protein nabati terhidrolisis dengan label yang menyebutkan "rasa alami".

10. Wasir
Jangan makan makanan yang bersifat panas dan mengandung lemak (penyebab sembelit) seperti makanan pedas, daging, jeroan, dan juga junk food. Makanlah makanan yang mengandung banyak serat, seperti sayuran, roti gandum, buah, sereal, dan kacang-kacangan.

11. Sinusitis
Hindari makanan yang digoreng, tepung makanan, gula putih, tepung terigu, beras, pai, rempah-rempah yang kuat, daging dan produk daging.

12. Autis
Hindari makanan yang mengandung protein gluten seperti gandum, oat, barley, makanan kasein pada susu, pancake, pemanis buatan.

13. Rematik
Hindari makanan yang banyak mengandung lemak seperti daging dan produk daging, kerupuk jengkol, mentega, krim, sosis, daging ham, telur, dan semua produk susu.

14. Tifus
Hindari makanan berserat tinggi seperti gandum utuh dan biji-bijian. Juga hindari kacang mete mentah, kubis, paprika, lobak, bawang putih, bawang merah, rempah, acar, makanan yang digoreng, daging, semua jenis buah-buahan mentah kecuali pisang dan pepaya.

15. Malaria
Makanan yang harus dihindari adalah kopi, teh kental, makanan olahan, saus, bumbu masak, acar, gula, tepung putih, minuman beralkohol, dan semua produk daging.

16. Keputihan
Hindari makanan yang dapat merangsang lendir seperti nanas, ketimun, telur, dan udang.

17. Osteoporosis
Hindari makanan berlemak seperti daging, susu, santan, margarin, hotdog, hamburger, kopi dan minuman berkafein, coklat, dan minuman berkarbonasi.

18. Epilepsi
Hindari makanan yang mengandung glutamin (asam amino yang dapat menyebabkan serangan epilepsi) seperti biji-bijian, gandum, oat, susu yang kadar glutamin tinggi, kacang-kacangan, kedelai, dan produk daging terutama daging kelinci.

19. Demam Berdarah
Hindari makanan cepat saji (junk food), makanan berlemak seperti daging, santan, susu tinggi lemak. Perbanyak konsumsi buah dan air putih.

20. Prostat
Hindari minuman berkafein seperti kopi, makanan pedas, makanan lemak terutama daging merah, dan juga alkohol.