Sunday, April 17, 2011

Mencegah Kecacatan Agar Tetap Produktif

img
(Foto: kcnxz)
Jakarta, Beberapa penyakit atau cedera bisa menimbulkan kecacatan bagi pasiennya, hal ini tentu saja dapat mengganggu kehidupan pasien tersebut. Namun kecacatan ini ini bisa dicegah sehingga seseorang dapat terus beraktivitas dan produktif.

Pada tahun 2010 Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan ada sekitar 650 juta penduduk dunia yang hidup dengan kecacatan atau disabilitas. Dan Negara-negara di Asia Tenggara memiliki angka cedera tertinggi dengan prevalensi sekitar 1,5-21,3 persen dari populasi total. Kecacatan merupakan istilah umum yang seringkali dipakai untuk menggambarkan kelainan atau keterbatasan fisik seseorang.

“Pada dasarnya seorang dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi tidak memandang ketidakmampuan seseorang, tapi lihat kemampuan apa yang masih bisa dimiliki untuk diptimalkan agar mampu melakukan aktivitas fungsional yang maksimal," ujar Prof Dr dr Angela Bibiana Maria Tulaar, SpKFR(K) dalam acara pengukuhan Guru Besar FKUI, di Aula FKUI, Jakarta, Sabtu (26/6/2010).

Prof Angela menambahkan timbulnya kecacatan ini bisa dicegah dengan melakukan beberapa upaya pencegahan. Terdapat tiga macam tingkatan pencegahan kecacatan yang bisa dilakukan, yaitu:

  1. Pencegahan kecacatan tingkat pertama ditunjukkan bagi individu yang terpapar penyakit, kondisi sakit atau kemungkinan mengalami cedera yang bisa menyebabkan kecacatan.
  2. Pencegahan kecacatan tingkat kedua ditunjukkan bagi individu yang sudah sakit atau dalam kondisi cedera dan diupayakan melakukan rehabilitasi agar tidak menjadi cacat.
  3. Pencegahan kecacatan tingkat ketiga ditunjukkan bagi individu yang karena penyakit atau cederanya telah memiliki gangguan dalam kemampuan fungsionalnya.

"Masalah disabilitas ini bisa dihilangkan, walaupun penyakit dasarnya masih menetap atau tidak berubah. Tapi jika tidak mendapatkan penanganan yang baik, maka bisa saja pasien akan mengalami kesulitan dalam melakukan partisipasi sosial di masyarakat," ungkap dokter yang berhasil menyelesaikan spesialisasi rehabilitasi medic konsultan tahun 1999.

Misalnya pada penyakit
osteoartritis yang dapat menyerang berbagai sendi, dan paling sering menyerang sendi lutut. Akibat cedera atau trauma ini terjadi perubahan pada struktur sekitar sendi, seperti kelemahan otot atau ligamen yang nantinya dapat menyebabkan stabilitas sendi menjadi terganggu. Kegagalan dalam penanganan bisa menyebabkan disabilitas atau keterbatasan kemampuan fungsional dalam melakukan aktivitas normal. Upaya pencegahan primer yang bisa dilakukan adalah rehabilitasi preventif dalam mencegah atau menghambat kerusakan sendi melalui pemulihan kekuatan dan rekondisi otot-otot sekitar sendi.

Beberapa penelitian dasar yang telah dilakukan menunjukkan adanya peran dari berbagai latihan penguatan otot, khususnya otot Quadriceps sebagai otot yang penting dalam menunjang sendi lutut. Pengaruh latihan penguatan otot ini bisa mengurangi proses perusakan tulang rawan sendi pada pasien osteoartritis.

Profesor berusia 62 tahun ini mengungkapkan latihan penguatan otot yang tergolong latihan terapeutik ini telah dirancang secara sederhana agar mudah dilakukan di rumah. Latihan yang berkesinambungan dan diperkuat dengan motivasi bisa bermanfaat mencegah disabilitas, sehingga pasien tidak menjadi beban bagi masyarakat.

Selain itu agar pasien bisa melakukan aktivitas fisik sehari-hari, mampu merawat diri dan tetap bisa produktif atau kreatif. Dengan melakukan upaya-upaya pencegahan tersebut, diharapkan pasien bisa mengoptimalkan kemampuan yang masih dimilikinya.

No comments:

Post a Comment